فيا أيها العلماء والسادة الأتقياء من أهل السنة والجماعة أهل مذاهب الأئمة الأربعة أنتم قد أخذتم العلوم ممن قبلكم ومن قبلكم ممن قبله باتصال السند إليكم وتنظرون عمن تأخذون دينكم فأنتم خزنتها وأبوابها ولا تؤتوا البيوت إلا من أبوابها فمن أتاها من غير أبوابها سمي سارقا … قول رسول الله صلى الله عليه وسلم … لا تبكوا على الدين إذا وليه أهله وابكوا على الدين إذا وليه غير أهله
Wahai ulama dan pemimpin yang bertaqwa, sebagai Ahlussunnah wal Jamaah dan mengikut madzhab (fiqh) yang empat. Anda sungguh telah mengambil ilmu dari generasi (ulama) sebelum kalian, sedangkan generasi (ulama) sebelum kalian (juga mengambil ilmu) dari generasi sebelumnya. (Hingga) Anda mempunyai sanad ilmu sampai kepada mereka. Anda senantiasa meneliti dari siapa Anda mengambil ilmu. (Oleh karena itu) Anda lah para penjaga dan pintu-pintu dari ilmu tersebut.
Janganlah mendatangi sebuah rumah, kecuali melalui pintu-pintunya. Maka, barang siapa yang mendatangi rumah selain melalui pintu, disebut dengan pencuri.
Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam… ‘Janganlah kalian menangisi agama ini bila ia berada di tangan ahlinya. Tangisilah agama ini bila ia berada di tangan orang yang bukan ahlinya”.
Roisul Akbar Jamiyyah Nahdotul Ulama
Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari (dalam Qonun Asasi Nahdotul Ulama)
Menuntut ilmu, harus kepada seseorang yang legitimate. Salah satu faktor yang harus dimiliki seseorang yang hendak kita jadikan guru adalah tersambungnya sanad Ilmu kepada guru sebelumnya hingga sampai kepada Rasulullah SAW.
Belajar mandiri, melalui media apapun, menyebabkan setiap pemahaman dan kesimpulan yang didapatkan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Inilah hakikat dari pencuri. Pencuri kebenaran, pencuri keabsahan pemahaman yang telah terjaga dari generasi ke generasi. Pencuri pola pikir, orientasi dan metodologi dalam memahami persoalan Agama. Celaka lah jika semakin banyak orang semakin berani membicarakan agama yang hanya didapatkan dari madrasah Google.
Apalagi, belajar mandiri, tanpa ber-talaqqi dengan seorang guru, tidak akan mendapatkan tetesan amal, akhlak, adab dan masuk dalam lingkaran doa orang-orang mulia sebelum kita.
#AyoMondok
#MuktamarNU
Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam… ‘Janganlah kalian menangisi agama ini bila ia berada di tangan ahlinya. Tangisilah agama ini bila ia berada di tangan orang yang bukan ahlinya”.
Roisul Akbar Jamiyyah Nahdotul Ulama
Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari (dalam Qonun Asasi Nahdotul Ulama)
Menuntut ilmu, harus kepada seseorang yang legitimate. Salah satu faktor yang harus dimiliki seseorang yang hendak kita jadikan guru adalah tersambungnya sanad Ilmu kepada guru sebelumnya hingga sampai kepada Rasulullah SAW.
Belajar mandiri, melalui media apapun, menyebabkan setiap pemahaman dan kesimpulan yang didapatkan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Inilah hakikat dari pencuri. Pencuri kebenaran, pencuri keabsahan pemahaman yang telah terjaga dari generasi ke generasi. Pencuri pola pikir, orientasi dan metodologi dalam memahami persoalan Agama. Celaka lah jika semakin banyak orang semakin berani membicarakan agama yang hanya didapatkan dari madrasah Google.
Apalagi, belajar mandiri, tanpa ber-talaqqi dengan seorang guru, tidak akan mendapatkan tetesan amal, akhlak, adab dan masuk dalam lingkaran doa orang-orang mulia sebelum kita.
#AyoMondok
#MuktamarNU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar